Mobil Yang Ditumpangi Jokowi Saat Ulang Tahun TNI Ke-72 Ternyata Made In Indonesia loh

Pada acara HUT TNI ke-72 kemarin rupanya ada cerita menarik tersendiri. Yaitu kebiasaan dari Presiden Republik Indonesia yang pertama sampai tahun 2016 kemarin saat melakukan inspeksi pasukan selalu menggunakan kendaraan produksi luar negeri.

Namun, Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada perayaan HUT TNI kemarin tidak lagi menggunakan mobil asal luar negeri seperti Mercedes-Benz dari Jerman, untuk melakukan inspeksi pasukan. Melainkan menggunakan mobil asli made in Indonesia.

Yup, mobil yang digunakan saat inspeksi pasukan yang diiendarai Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad), Serda Bella Paramita, dan ditunggangi Jokowi merupakan mobil jip atau rantis (kendaraan taktis) bertipe P6 ATAV buatan PT Sentra Surya Ekajaya (SSE) yang bermarkas di Tangerang. Pasti ini berbeda jika dibandingkan dengan kendaraan Presiden Republik Indonesia sebelum - sebelumnya yaitu CJ7 dan Mercedes G-Class

Bersumber dari detikOto (06/10/17), P6 ini dibuat oleh PT. SSE Defence, perusahaan yang sebelumnya ikut melahirkan P2 Pakci, P2 Komando, dan P3 Cheetah. Sekilas melihat bentuknya, kendaraan taktis P6 ini menyerupai P3, namun memiliki tampilan depan dengan bagian badan yang lebih lebar dan rendah.

Rantis P6 ATAV ini menggunakan rangka tubular dan body terbuka tanpa pintu dan tanpa kaca pelindung. Materialnya juga terbuat dari baja kelas tinggi yang memiliki bobot sangat ringan. Jika dibandingkan dengan kendaraan luar negeri yang mempunyai bentuk hampir sama adalah Light Strike Vehicle dari Singapura dan General Dynamics Flyer.

Rantis P6 ATAV mempunyai 3 titik untuk memasang senjata, biasanya yang digunakan adalah senapan mesin 7,62 mm. Penempatan dudukan senjata berada di bagian atas, samping kiri dan samping kanan mobil ini. Nantinya, dudukan senjata ini bisa dipasang misil anti tank, misil anti serangan udara, dan mini gun. Untuk memastikan bobot kendaraan yang ringan dan kelincahan, P6 ATAV hanya mempunyai proteksi baja ringan.

Dimensi P6 ATAV ini sendiri terbilang cukup besar jika dibandingkan dengan mobil keluarga, mempunyai panjang 4,6 m, lebar 2,3 m, dan tinggi 1,5 m. Pada bagian mesin, mobil ini menggunakan mesin turbo diesel 4 silinder berkapasitas 2300 cc yang bisa menyemburkan tenaga sebesar 142 HP pada 3400 RPM. Sama seperti Flyer, penempatan mesin juga di belakang. Sebagai kendaraan off-road, P6 ATAV menggunakan suspensi independen, dan juga derek pada bagian depan mobil ini.

Meskipun berpelindung ringan, P6 menggunakan ban run flat dan menggunakan sistem transmisi otomatis. Saat kondisi tangki bahan bakar penuh yaitu 120 liter, P6 ATAV dapat menempuh jarak sejauh 500 km dan kecepatan puncak mencapai 120 km/jam.

Dengan menggunakan produk lokal asli Indonesia saat HUT TNI ke - 72 ini, sepertinya niat Presiden Jokowi untuk memajukan industri lokal otomotif segera terwujud.

Lokasi: Indonesia

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Harga 7 Motor 600cc Terlaris Di Indonesia

Gambar
Pada saat kita membicarakan motor sport, pastinya sahabat otomotif mengingat kata moge atau istilah lainnya adalah motor gede. Ciri ciri motor sport memang dilengkapi dengan mesin yang berkapasitas besar dan juga dibekali dengan teknologi terbaru lainnya. Beragam tipe moge bisa sahabat pilih, dan untuk yang termurah yang dilengkapi dengan mesin 600cc sampai 650cc. Pabrikan Yamaha, Honda, Kawasaki, dan Suzuki masih menjadi rajanya motor sport di kelas 600cc di Indonesia, berikut ini adalah 7 motorsport 600cc terbaik dan terlaris di Indonesia seperti dikutip dari otomaniac.com 07/10/2017. Inilah Harga 7 Motor 600cc Terlaris Di Indonesia 1. Motor Yamaha R6 (270 Jutaan) Yamaha R6 adalah salah satu motor sport 600cc terbaik dan terlaris di Indonesia. Meski teknologi yang dibawa motor ini tergolong sudah agak lama, yamaha ini memiliki kapasitas mesin hingga 599cc yang dilengkapi dengan sistem pendingin cairan. motor ini mampu mengeluarkan tenaga maksimal hingga 123.7PS pada putaran mesin 14....
Baca selengkapnya

Suzuki Diperkirakan Enggan Bermain di Kelas Sport Tulen 250CC ?

Gambar
Para pecinta dan loyalis Suzuki harus semakin bersabar. Suzuki belum akan bermain di segmen sport fairing 250cc, setidaknya dalam waktu dekat ini. Pilihan di kelas ini sebenarnya cukup bannyak, Honda, Yamaha, Kawasaki dan KTM menawarkan pilihan yang cukup baik. Keengganan Suzuki bermain di kelas ini bukan karena banyaknya kompetitor, namun lebih ke arah strategi. Jika dulunya sempat dirumorkan kehadiran Suzuki GSX-250R ke tanah air, namun pihak SIS dengan yakin menepis rumor ini. GSX-250R menurut mereka tidak cocok dengan selera konsumen tanah air. Menurut pihak SIS, konsumen di kelas ini sangat mempertimbangkan performa, dan didominasi oleh pecinta kecepatan. GSX-250R dirancang justru bukan ke arah racing. Pun demikian, SIS tetap memiliki rencana ke arah pengembangan motor 250cc yang memiliki karakter sesuai dengan hasil risetnya mengenai selera konsumen di Indonesia. Jika nantinya mereka akan bermain di segmen ini, maka motor harus memiliki performa di atas kompetitor. Suzuki ingin m...
Baca selengkapnya

Double Decker Agra Mas

Gambar
Perusahaan Otobus (PO) Agra Mas, Karawang, beberapa waktu lalu mulai mengoperasikan armada bus tingkat (double decker) untuk trayek antarkota antar provinsi di Pulau Jawa. Bus yang mulai beroperasi sejak April 2017 ini, melayani trayek Executive Plus di rute Bogor-Ngadirojo (Wonogiri). Dilansir dari MobilKomersial.com (12/10/2017), PO Agra Mas menjadi perusahaan otobus kedua yang mengoperasikan armada bus AKAP double decker ke subterminal ini setelah sebelumnya PO Putera Mulya mengoperasikan bus double decker Jetbus 2+ trayek Ngadirojo-Wonogiri-Solo-Terminal Pulogebang Jakarta. Bedanya, PO Agra Mas menggunakan armada Mercedes-Benz OC 500 RF 2542 triple axle, sementara PO Putera Mulya menggunakan sasis Scania K410 Opticruise triple axle. Bus Agra Mas Super Double Decker (SDD) ini berbalut bodi Jetbus 2+ double glass dari Karoseri Adi Putro, Malang. Masing-masing bus berkapasitas 50 orang dengan perincian 38 kursi di lantai II dan 12 kursi di lantai I. Satu bus tingkat tersebut ditaksir ...
Baca selengkapnya